Kali ini aku buat FF terinspirasi dari MV I Got A Boy milik SNSD. Hahaha~ RCL ya !
Diharapkaaann banget ...
Happy reading ...
Cast :
-All Member SNSD
-Lee Donghae
Ting tong~
Bel rumah Yoona berbunyi. Taeyeon dan Seohyun sedang memilih-milih baju. Jessica mencoba parfume GIRL-nya. Sunny melompat-lompat di tempat tidur sambil sesekali mengganggu Yoona. Tiffany dan Yuri sedang bergosip ria. Hyoyeon mengeringkan rambut pirangnya. Sooyoung menulis sesuatu di.. entahlah, mungkin diary. Semua yang asyik dengan kegiatan masing-masing itu terkejut.
"Yoona-ya, itu siapa? Bukakan pintunya." kata Hyoyeon.
"Ssstt.. firasatku buruk!" kata Yoona sambil meletakkan jari telunjuknya di bibir.
"Aissh, siapa itu? Mengganggu saja!" kata Sooyoung kesal.
"Hey, Yuri! Fany! Berhentilah bergosip. Buka pintunya!" suruh Sunny.
"Aniyo! Jelas-jelas lebih dekat pintu itu Taeyeon," balas Tiffany tak mau kalah. Yuri mengangguk.
"Sudahlah tidak usah berdebat. Kita intip saja siapa yang datang!" kata Taeyeon akhirnya.
Dan akhirnya 9 wanita yang cantik itu mengintip lewat lubang pintu. Seorang pria yang tinggi, tampan, dan yeah~ terlihat sempurna. Wajahnya menunjukkan kalau ia bingung. Mungkin dalam hatinya ia berkata 'That's weird' atau 'Is anybody home?' Entahlah, kita tidak tau. Dan akhirnya pria itupun pergi.
Sedangkan, 9 wanita yang mengintip itu tertegun. Mereka sangat sangat kaget melihat siapa yang datang. Sebenarnya ke-9 wanita ini menyukai pria yang sama, yaitu pria tadi. Tapi tidak ada satupun member yang berani mengungkapkan. Dan sepertinya pria tadi juga tidak mengetahui kalau wanita-wanita yang menyukainya ada di rumah Yoona. Dan juga mungkin pria ini tidak tahu kalau kekasih-kekasihnya merupakan sahabat. Tidak mungkin kan jika semua wanita ini keluar bersama-sama?
'Donghae oppa? Benarkah itu?' pikir Tiffany dalam hati.
'Mmm, apa aku harus terus terang kepada sahabat-sahabatku?' pikir Sooyoung.
'Untuk appa Donghae oppa kesini?' pikir Taeyeon.
'Astaga, apa seharusnya tadi aku buka pintunya?' pikir Seohyun.
'Maaf oppa. Aku hanya tidak ingin sahabatku tau..' pikir Sunny.
'Pasti Donghae oppa marah padaku,' pikir Yoona.
'Aku harus menunggu.' pikir Jessica.
'Mereka harus tau suatu saat nanti. Ya, itu benar.' pikir Yuri.
'Aku harus tenang. Mereka tidak boleh curiga kepadaku....' pikir Hyoyeon.
***
"Hey, rusa! HP-mu berbunyi. Angkatlah! Suaranya mengganggu sekali." kata Yuri menegur Yoona.
"IYA!" balas Yoona. Kemudian Yoona melihat HP-nya. Wajahnya yang tadi kesal kemudian berubah cerah. Di layar HP itu tertulis nama 'Donghae Oppa'. Namun ia sadar kalau semua sahabatnya ada disini.
"Siapa, Yoong?" tanya Taeyeon penasaran.
"Dong.. Ibuku. Se..sepertinya ia akan.... menanyakan kabar..ku," jawab Yoona gugup.
"Hey, kalau begitu angkatlah!" suruh Jessica.
"Semuanya, aku angkat telepon dulu ya.." pamit Yoona kemudian berjalan menuju kamarnya.
"Kenapa tidak angkat disini saja sih?" tanya Jessica. Namun ternyata Yoona sudah pergi.
"Apa itu benar-benar Ibunya Yoona? 15 menit yang lalu kan Ibunya sudah menelepon. Aku curiga.." kata Hyoyeon.
"Iya, sikapnya aneh sekali. Jelas sekali kalau tadi ia gugup." kata Sooyoung.
"Aku juga mencurigai Yoona eonnie. Tadi ia sempat mengatakan 'Dong..'. Apa nama Ibunya berawalan Dong?" tanya Seohyun penasaran.
"Yak! Kalian itu sahabat macam apa? Jangan menuduh tanpa bukti. Yoona tetap saudara kita, kan?" tukas Taeyeon. Kharisma leadernya muncul.
"Iya. Lagipula kalau itu benar-benar Ibunya bagaimana? Kalian mau apa?" tantang Tiffany.
"Sudahlah, tunggu saja! Nanti dia kembali juga." kata Yuri.
Sementara itu...
"Yeoboseyo oppa?" Yoona mengangkat teleponnya.
"Yeoboseyo, chagiya..." jawab Pria itu -Donghae-.
Yoona terkekeh mendengar panggilan sayang dari Donghae, "Ada apa oppa?"
"Issh, bisakah kau sekali saja memanggilku 'chagi'? Kau formal sekali.." keluh Donghae
"Haha, mianhae. Baiklah, ada apa chagiya?" tanya Yoona dengan suara dibuat-buat.
"Hmm.. begini. Tadi aku ke rumahmu. Tapi tidak ada yang membuka pintu. Memangnya kau kemana?" tanya Donghae.
"Aku? Tadi... ng.. aku tadi ke rumah nenekku di Mokpo. Hehe, maaf. Aku tidak memberitahumu." jawab Yoona yang jelas-jelas berbohong.
"Nenekmu di Mokpo? Aku juga lahir di Mokpo. Jangan-jangan aku dan nenekmu jodoh Yoong," canda Donghae.
"Oppa, kau ini! Baiklah, oppa. Aku bersiap-siap dulu. Oh ya, jangan menjemputku! Aku bisa pergi sendiri."
"Eh? Ne, baiklah." jawab Donghae kemudian menutup sambungan teleponnya.
Yoona pun bersiap-siap untuk pergi. Kemudian ia berpikir, alasan apa yang harus ia katakan saat sahabat-sahabatnya yang lain menanyakannya. Sesaat kemudian, bibirnya tertarik membentuk senyuman.
'Maafkan aku. Aku bohong lagi'.
***
"Yoona eonnie mau kemana? Kenapa rapi sekali?" tanya Seohyun.
"Iya, tidak biasanya kau rapi seperti ini. Biasanya kan..." Taeyeon menggantung kalimatnya.
"Apa?" lirik Yoona sinis.
"Tidak. Lupakan," jawab Taeyeon sambil tersenyum penuh arti.
"Kau belum menjawab pertanyaan kami, Yoona. Kau mau kemana?" tanya Hyoyeon penasaran.
"Kami? Bukankah yang bertanya tadi hanya Seohyun, eoh?" balas Sooyoung.
"Tapi dalam hati kalian juga bertanya itu kan?" jawab Hyoyeon tak mau kalah.
"Aku akan jalan-jalan dengan teman SMP-ku. Tidak apa-apa kan? Maaf kalau nanti aku pulangnya terlambat. Kami sudah lama tidak bertemu." kata Yoona.
"Benarkah ucapanmu?" tanya Sooyoung.
"Ternyata dia masih ingat teman SMP-nya. Haha," kata Hyoyeon.
"Apa maksud eonnie? Tentu saja aku masih ingat!" kata Yoona.
"Sudahlah aku pergi dulu. Kalian menginap kan? Jaga rumahku ya? Bye~" lanjutnya.
Tiba-tiba..
"TUNGGU! Temannya itu laki-laki atau perempuan?" tukas Taeyeon tiba-tiba.
***
"Bagaimana menurutmu?" tanya Donghae.
"Tehnya? Enak sekali oppa.." kata Yoona.
"Aniyo. Maksudku aku. Apa aku baik kepadamu?" tanya Donghae -lagi-.
"Tentu, oppa. Buktinya kau mengajakku kesini."
"Jeongmal?"
"Ne. Sudahlah jangan bertanya lagi, kau itu sempurna di mataku!" tukas Yoona.
Donghae tidak bertanya lagi. Ia sudah cukup puas dengan ucapan Yoona barusan. Ia tambah mencintai wanita itu. Sedangkan Yoona, diam-diam ia melirik Donghae sambil tersenyum-senyum. Baru kali ini dia berani mengucapkan kalimat 'Kau itu sempurna di mataku!
"Oppa, ini jam berapa?" tanya Yoona. Ia khawatir jika pulang terlambat temannya akan curiga.
"Pukul 9. Kenapa?" tanya Donghae bingung.
"MWO? Pukul 9? Oppa, ini sudah malam. Nanti aku dimarahi oppa..." kata Yoona.
"Dimarahi siapa?"
"Sa.. Maksudku, orang tuaku." jawab Yoona.
"Baiklah, ayo aku an.."
"TIDAK! Aku pulang sendiri oppa! Gomawo untuk hari ini. I Love you~" kata Yoona memotong kalimat Donghae
'Kau kenapa, Yoong?' pikir Donghae dalam hati.
***
Paginya..
"Kenapa kau tidak mau ikut, Sunny?" tanya Taeyeon heran. Pagi itu mereka akan shopping.
"Aku lelah. Bolehkah aku tidak ikut? Hari ini kan tidak ada acara menarik." tutur Sunny.
"Aneh. Biasanya yang paling semangat jalan-jalan itu Sunny eonnie," kata Yoona.
"Bukankah kau juga, Yoong?" jawab Sunny sinis.
"Wanita cantik berambut pink, ayolah ikut. Tidak seru jika ber-8.." bujuk Hyoyeon.
"Aniyo! Lain kali saja! Lagipula aku tetap sahabat kalian," balas Sunny.
Semua memandanginya aneh. "Hey ayolah! Kenapa kalian seperti ini? Kalian mencurigaiku, huh? Apa kalian seperti itu?"
"Ani. Kami tidak mencurigaimu. Tapi kami heran padamu Sunny-ah.." kata Jessica.
"Aku tidak apa-apa. Baiklah, aku yang akan mengerjakan menyapu rumah kalian." jawab Sunny.
"Jeongmal? Baiklah kalau begitu ayo kita pergi sebelum Sunny eonnie berubah pikiran!" ajak Seohyun bersemangat. Yang lain mengikutinya. Sunny mendengus kesal.
"Kalau aku berkata begitu, dia pasti semangat. Dasar bocah!" kata Sunny sambil memandangi temannya yang telah pergi.
"Eh? Mereka kan sudah pergi? Aku ajak Donghae oppa, ah!" lanjutnya. Tangannya pun menekan-nekan layar ponselnya.
"Yeoboseyo?" tanya suara di seberang.
"AYO KERUMAHKU!" ajak Sunny antusias.
***
"Sunny-ah, aku punya hadiah untukmu!" kata Donghae.
"Mwo?"
"Ini." kata Donghae sambil menyerahkan kotak berukuran sedang berwarna pink.
"Apa ini?" tanya Sunny heran.
"Dibuka saja," jawab Donghae sambil tersenyum.
"Baiklah aku buka.." kata Sunny. "Hah? Kutex? Bagaimana kau bisa tau kalau aku mendambakan kutex ini? Hwaa.. Oppa, gomawo ne~" kata Sunny.
"Oh ya. Aku baru membeli majalah kesukaanmu. Ini. Bacalah!" suruh Sunny.
"Ne. Gomawoo~"
"Aku pakaikan kutex ini di kukumu ya, oppa.." pinta Sunny se-aegyo mungkin. Donghae hanya mengangguk.
***
"Yuri, maaf aku membuatmu menunggu.." kata Donghae merasa bersalah.
"Huh, selalu saja." keluh Yuri.
"Tapi aku punya sesuatu untukmu!" kata Donghae.
"Apa lagi? Kau ingin memberiku jam tangan agar kau tidak terlambat lagi?" tanya Yuri.
"Aissh. Bukan itu tapi..." Donghae segera masuk ke dalam mobilnya. Kemudian ia kembali sambil membawa boneka beruang putih yang besar.
"TARAAA~ Untukmu chagiya..." kata Donghae.
Wajah Yuri yang semula kesal kini terlihat sumringah.
"OPPA? Untukku?" tanya Yuri tidak percaya.
"Siapa lagi?"
"Gomawo oppa!!" Yuri lalu memeluk erat boneka itu sambil sesekali menciuminya.
"Hey, seharusnya yang kau cium itu aku!" balas Donghae tidak terima.
"Baiklah." jawab Yuri. Kemudian Yuri memberikan Donghae ciuman di pipinya.
"Gomawo, Yuri-ya.."
"Sudah dulu ya? Aku pergi dulu. Bye!" kata Donghae.
"Eh, mau kem--" tanya Yuri terputus.
***
Sooyoung yang sedang tidur di rumahnya tiba-tiba terbangun. Telepon rumahnya berbunyi. Dengan wajah yang malas ia mengangkat telepon itu.
"Issh, siapa siang-siang begini menelepon?" keluh Sooyoung.
"Hmm?" kata Sooyoung menjawab telepon itu.
"Sooyoungie, aku di depan rumahmu." kata suara diseberang.
"Mwo? Benarkah? Tunggu sebentar." wajahnya kini bahagia sekali.
Yeoja yang jangkung kemudian membukakan pintu. Terlihat kalau wajahnya senang sekali.
"Hai," sapa Donghae.
"Hai," balas Sooyoung kikuk.
"Aku ingin mengajakmu jalan. Ayo!" ajak Donghae.
***
"Huh, kencan dengan banyak wanita menyusahkan sekali," gumam Donghae. Ia berjalan menuju kedai es krim.
"Tiffany? Kau disini?" tanya Donghae.
Tiffany mengangguk.
"Sendiri?" tanya Donghae -lagi-
Tiffany mengangguk lagi.
"Oppa juga sendiri?" tanya Tiffany balik.
"Iya. Aku sedang bosan Fany-ah." jawab Donghae.
"Oh, kalau begitu kita makan es krim berdua saja. Kau sudah pesan?" tanya Tiffany semangat.
"Sudah. Sebentar lagi mung--" Belum sempat Donghae selesai berbicara es pesanannya datang.
"Haha, pas sekali yaa?" tanya Tiffany lalu memakan es krimnya.
"Aduh. Kau makannya belepotan. Sini aku bersihkan." kata Donghae sambil mengelap tepi bibir Tiffany yang belepotan es krim.
"Gomawo...."
***
"Taetae, bagaimana? Indah bukan?" tanya Donghae.
"Iya, indah sekali ya?" kagum Taeyeon.
Donghae hanya mengangguk singkat.
"Oppa, aku beli gulali itu dulu ya," kata Taeyeon sambil menunjuk toko tempat menjual gulali.
"Eeeh, tidak usah! Biar aku saja yang kesana." kata Donghae.
"Oh, baiklah. Ini uangnya." jawab Taeyeon sambil menyerahkan uang.
"Kau itu seperti bukan pacarku saja ya..?" tawa Donghae.
"Maksud oppa?" tanya Taeyeon.
"Aku pacarmu. Aku saja yang bayar." kata Donghae lalu berlalu.
Taeyeon hanya tersenyum senang. Tidak lama kemudian Donghae datang.
"Makasih oppa!" kata Taeyeon lalu menyuapi Donghae dengan gulali. Keduanya lalu tertawa bersama.
***
Besoknya...
"Aah.. mana bisnya? Kenapa lama sekali?" gerutu Jessica di halte seorang diri.
"Huh, kalau begini lebih baik tadi aku pulang dengan Yuri." gerutunya.
"Jessica? Apa yang kau lakukan disini?" tanya seseorang.
"Donghae oppa?" kata Jessica dengan mata berbinar-binar.
"Ne. Apa yang kau lakukan sendirian disini?" ulang Donghae.
"Aku hanya menunggu bus. Kenapa?" tanya Jessica heran.
"Tidak ada," jawab Donghae.
"Lalu? Apa yang oppa lakukan disini?"
"Sama sepertimu. Menunggu bis." balas Donghae sambil tersenyum.
"Oh,"
Tangan Donghae lalu memegang tangan Jessica. Jessica terkejut sekaligus senang.
"Aku mencintaimu, Sica-ya..."
***
Donghae membawa Seohyun ke tempat yang tadi malam ia kunjungi bersama Taeyeon. Karena dia tidak tahu mau kencan dengan Seohyun dimana.
"Oppa, kau baik sekali mengajakku kesini!" kata Seohyun.
"Oh, tentu saja. Apa yang tidak untukmu?" goda Donghae.
Seohyun hanya tertunduk malu.
"Kau baik sekali. Sama seperti Taeyeon eonnie." kata Seohyun.
"TAEYEON?" tanya Donghae.
"Ne. Dia sahabat yang kuanggap sebagai kakakku." lanjutnya.
"Bagaimana ciri-cirinya?" tanya Donghae antusias.
"Tubuhnya mungil, rambut pirang, dan cantik. Tadi malam ia berkencan dengan pacarnya."
"Siapa pacarnya itu?" tanya Donghae hati-hati.
"Mana aku tahu. Eh, memangnya kenapa kau ingin tau tentang Taeyeon eonni?"
"Tidak. Aku rasa aku pernah mendengar nama itu. Oh iya, itu nama sunbae-ku di kampus. Haha, tapi sayangnya ciri-cirinya tidak seperti itu." jawab Donghae terus mencari alasan.
"Oh, baiklah."
Tali sepatu Seohyun terlepas. Seohyun menunduk ingin membenarkan tali sepatunya. Tapi Donghae menahannya.
"Tidak masalah. Biar aku yang mengikat tali sepatumu." kata Donghae sembari tersenyum.
Seohyun hanya tersenyum senang.
***
"Hyo, aku minta maaf, aku telat!" kata Donghae.
"Kau itu! Kenapa tidak berhenti membuatku kesal, eoh?" bentak Hyoyeon.
"Aku ada masalah tadi. Tadi juga--"
PLAAKKK!!
Sebuah tamparan mendarat di pipi kanan Donghae.
"Aku membencimu, Lee DONGHAE !!"
"Tapi kenapa?" tanya Donghae heran.
"Kau selalu terlambat untukku. Kau.. kau gila! Kita putus!!" bentak Hyoyeon -lagi-. Kemudian ia melangkah pergi.
"Haissh, memang repot berpacaran dengan 9 wanita sekaligus." keluh Donghae.
***
Akhirnya karena bingung mau kemana, ia berniat mengunjungi rumah Sooyoung. Tetapi sebelumnya ia mengirim pesan ke Sooyoung:
'Sooyoungie, aku mampir ke rumahmu ya?'
Kemudian Sooyoung menjawab:
'Baiklah. Kebetulan disini juga ada sahabat-sahabatku. Aku akan memperkenalkan mereka kepadamu,"
"Ada sahabatnya juga? Semoga bisa dipacari juga.." batin Donghae.
Di rumah Sooyoung...
"Kau baru putus, Hyo?" tanya Jessica.
Hyoyeon hanya mengangguk.
"Kasihan sekali.." kata Yuri prihatin.
"TEMAN-TEMAN! Ini pacarku. Akan kuperkenalkan ia pada kalian!" kata Sooyoung.
Sontak teman-teman Sooyoung terkejut dengan 'pacar Sooyoung' itu.
"LEE DONGHAE PABOYAAA!!!!!" teriak mereka bersama-sama.
"Mwo? Kalian?"
"KITA PUTUS!!"
-End-